Rabu, 12 Oktober 2011

Biogas, Solusi Atasi Krisis Energi


Anton Kuswoyo
Mahasiswa S2 Teknik Lingkungan ITS
koeswoyo88@yahoo.com
Krisis energi kian menjadi-jadi. Hal utama yang menjadi penyebabnya karena hampir seluruh kegiatan industri, transportasi dan rumah tangga memakai bahan bakar fosil yang jumlahnya terbatas dan tak terbaharukan. Di sisi lain, penemuan dan penggunaan energi alternatif non-fosil masih sangat sedikit. Hal ini tentu perlu upaya untuk menyadari dan memulai menemukan serta memanfaatkan sumber-sumber energi alternatif yang potensial dan ramah lingkungan.
Salah satu energi sangat potensial dikembangkan adalah energi biomassa. Energi biomasa ini meliputi kayu, limbah pertanian/perkebunan/hutan, komponen organik dari industri dan rumah tangga, kotoran hewan. Biomassa dikonversi menjadi energi dalam bentuk bahan bakar cair, gas dan panas. Teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar padat, cair dan gas, antara lain teknologi pirolisa (bio-oil), esterifikasi (bio-diesel), teknologi fermentasi (bio-etanol), anaerobik digester (biogas).
Biogas merupakan salah satu energi alternatif yang dapat digunakan untuk menanggulangi kekurangan minyak bumi. Di samping itu, biogas merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui dan proses pembuatannya relatif mudah serta bahan bakunya melimpah. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari pemrosesan biogas antara lain biaya pengolahannya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak, sisa pemrosesannya dapat dimanfaatkan untuk pupuk yang bernilai nutrisi lebih tinggi daripada kotoran ternak segar, dapat mengurangi kerusakan hutan dan biogas bebas asap.
Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, dan hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan air kencing hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana.
Manfaat energi biogas sebagai pengganti bahan bakar, khususnya minyak tanah dan kayu bakar. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry), merupakan pupuk organik (padat dan cair) yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan padi. Pupuk ini dapat berupa pupuk kandang dan pupuk cair.
Biogas memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi dengan murah dan ramah lingkungan. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang ikut memberi kontribusi bagi efek rumah kaca (green house effect) yang bermuara pada pemanasan global (global warming). Biogas memberikan perlawanan terhadap efek rumah kaca melalui dua cara, yaitu biogas memberikan substitusi atau pengganti dari bahan bakar fosil untuk penerangan, kelistrikan, memasak serta pemanasan, dan methana (CH4) yang dihasilkan secara alami oleh kotoran yang menumpuk merupakan gas penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih besar dibandingkan CO2. Pembakaran methana pada biogas mengubahnya menjadi CO2 sehingga mengurangi jumlah methana di udara.
Nah, sekarang sudah saatnya kita memasyarakatkan biogas sebagai energi alternatif yang ekonomis ramah lingkungan dan menerapkannya sebagai upaya mengatasi krisis energi.
                           sumber : http://fakultasteknik.narotama.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar